Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Beras merupakan bahan makanan
pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk kebutuhan beras pun meningkat. Produksi beras berfluktuasi mengikuti pola tanam, sementara
konsumsi beras stabil sepanjang tahun. Surplus beras meningkat pada masa panen
(bulan Februari-April), sementara pada musim kemarau dan musim tanam
(Oktober-Januari) mengalami defisit. Harga beras berpotensi turun ketika
produksi melimpah (musim panen) yang merugikan petani, dan sebaliknya harga
beras akan naik pada saat defisit yang merugikan konsumen sehingga harga beras
akan meningkat sepanjang tahun.
Permintaan beras di luar pulau Jawa
tidak dipengaruhi oleh harga beras tetapi sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduknya. Hal ini menunjukkan permintaan beras luar
pulau Jawa di masa akan datang semakin
meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk yang berada di luar pulau Jawa.
Di Provinsi
Riau, Selama kurun
waktu tahun 2000-2010 pertumbuhan penduduk rata-rata 4.0% per tahun,
sementara pertumbuhan produksi padi rata-rata hanya 2.32% per tahun. Hal ini jelas menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan
penawaran dengan permintaan yang berada di Provinsi tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Dilihat dari penjelasan diatas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
·
Apa aja faktor - faktor yang mempengaruhi
permintaan beras di Provinsi Riau?
·
Di Provinsi Riau, Variabel apa yang paling memiliki pengaruh signifikan terhadap permintaan beras di Provinsi tersebut?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah:
·
Menganalisis variabel yang berpengaruh terhadap
permintaan beras di Provinsi Riau.
·
Menganalisis variabel yang berpengaruh signifikan
terhadap permintaan beras di Provinsi Riau.
Pembahasan
A. Teori Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang
pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu[1]. Menurut
pengertian sehari – hari permintaan diartikan secara absolut yaitu jumlah
barang yang di butuhkan, jalan pikiran ini berangkat dari titik total bahwa
manusia mempunyai kebutuhan. Atas dsar kebutuhan ini individu tersebut mempunya
permintaan akan barang, makin banyak penduduk suatu negara makin besar
permintaan masyarakat akan suatu jenis barang. Permintaan yang di dukung oleh kekuatan tenaga
beli di sebut permintaan efektif. Sedangkan permintaan yang hanya didasarkan
atas kebutuhan saja disebut sebagai permintaan absolut atau potensial[2].
B.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan
Terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, yaitu:[3]
·
Barang itu sendiri, jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap
barang itu bertambah, “bila harga suatu barang naik,ceteris paribus, maka jumlah barang itu yang diminta akan
berkurang, dan sebaliknya.”
·
Harga barang lain yang terkait, harga barang lain juga
dapat mempengaruhi permintaan suatu barang,tetapi kedua macam barang tersebut
mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi dan
bersifat komplemen.
·
Tingkat pendapatan per kapital, tingkat pendapatan
perkapital dapat mencermintkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya
beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang makin meningkat.
·
Selera atau kebiasaan.
·
Jumlah penduduk, semakin banyak jumlah penduduk yang
mempunyai selera atau kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin
banyak jumlah penduduk, permintaan akan semakin banyak.
·
Perkiraan harga di masa mendatang, bila kita
memperkirakan bahwa harga suatu barang naik, adalah lebih baik membeli barang
itu sekarang, sehingga mendorong orang
untuk membeli lebih banyak saat ini di gunakan menghemat belanja di masa
mendatang.
C. Perkembangan Produksi dan Pengadaan Beras
Provinsi Riau
No
|
Komponen
|
Tahun
|
||||||||
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
|||||||
1
|
Luas
Tanam (Ha)
|
133,496.00
|
148,802.00
|
146,865.00
|
138,602.00
|
|||||
2
|
Luas Panen (Ha)
|
134,418.00
|
136,177.00
|
147,167.00
|
147,796.00
|
|||||
3
|
Produksi (Ton)
|
271,368.16
|
310,816.34
|
312,372.00
|
334,800.27
|
|||||
4
|
Ketersediaan
(Ton)
|
722,982.66
|
766,466.34
|
771,078.67
|
813,667.45
|
|||||
5
|
Pasokan
dari luar (Ton)
|
451,614.50
|
455,650.00
|
465,670.00
|
477,804.32
|
Sumber
: Buku statistik BKP Prop. Riau (2010)
Penawaran (supply) didefinisikan sebagai hubungan statis yang menunjukkan
berapa banyak suatu komoditas yang ditawarkan (untuk dijual) pada suatu tempat
dan waktu tertentu pada berbagai tingkat harga ketika faktor lain tidak berubah.
Konsep penawaran digunakan untuk
menunjukkan perilaku para penjual di suatu pasar. Terdapat hubungan antara
beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang, antara lain harga
barang itu sendiri, harga barang lain dan harapan produsen, tingkat teknologi
digunakan dan lain sebagainya. Hal ini dapat ditulis dalam formula sebagai
berikut :
QSx = f (Px, E, Py, T, u) .........................................................( 2)
|
|||
dimana:
|
|||
QSx
|
=
|
Jumlah barang yang ditawarkan
|
|
Px
|
= Harga barang itu sendiri
|
||
E
|
=
|
Harapan produsen
|
|
Py
|
=
|
Harga barang lain
|
|
T
|
=
|
Teknologi
|
u
= Faktor faktor lainnya
Permintaan
konsumen adalah kuantitas suatu komoditas yang mampu dan
ingin
dibeli oleh konsumen pada suatu tempat dan waktu tertentu pada berbagai tingkat
harga ketika faktor lain tidak berubah. Permintaan pasar adalah agregat dari
permintaan individu konsumen. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
QDx = f (Px,Y, Py, T, Pop, u)……………………………………….(
|
2)
|
||
dimana :
|
|||
QDx
|
=
|
Jumlah permintaan barang x
|
|
Px
|
=
|
Harga barang x
|
|
Py
|
=
|
Harga barang lain
|
|
Y
|
=
|
Pendapatan konsumen
|
|
T
|
=
|
Selera
|
|
Pop
|
=
|
Jumlah penduduk
|
|
u
|
=
|
Faktor-faktor lain
|
|
Dalam produksi komoditas pertanian, terdapat tenggang waktu
|
(gestation
|
period)
antara menanam dengan memanen adalah salah satu karakteristik utama produk
pertanian. Hasil yang diperoleh petani didasarkan pada perkiraan-perkiraan
dimasa datang serta pengalaman masa lalu. Pada kenyataannya untuk komoditi
pertanian harga output tidak dapat dipastikan pada saat produk tersebut
ditanam. Dengan kata lain, petani harus mengambil keputusan produksi
berdasarkan perkiraan atas harga produknya tahun lalu. Hal ini mengacu pada
adanya beda kala (lag) diantara dua periode, yaitu saat menanam dan
memanen.
Penelitian
ini secara umum bertujuan membangun model perberasan di Provinsi Riau dan
tujuan khususnya menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran beras di Provinsi Riau.
E. Model Variabel Independen Ekonomi
Dalam
penelitian ini digunakan lima variabel independen yaitu Harga Beras (HBt),
Produk Domestik Regional Bruto (PDRBt), Jumlah Penduduk (JPt), Harga Jagung
(HJt) sebagai barang subtitusi dan Harga Daging Sapi (HDSt) sebagai barang
komplementer. Dari lima variabel independen tersebut dapat dirumuskan model
ekonomi dari analisis permintaan jagung ini adalah sebagai berikut:
PBt = β0 + β1 HBt + β2 PDRBt + β3 JPt + β4 HJt + β5 HDSt +€
Keterangan:
PBt : Permintaan Beras (Ton)
β0 : Konstanta Persamaan
Permintaan Beras
β1 : Koefisien Regresi
Permintaan Beras
HB : Harga Beras (Rp/Kg)
PDRB : Produk Domestik Regional Bruto
(Nominal)
JP : Jumlah Penduduk (Jiwa)
HJ : Harga Jagung sebagai
barang subtitusi (Rp/Kg)
HDS : Harga Daging Sapi sebagai
barang komplementer (Rp/Kg)
€ : Error term
F. Tabel data permintaan beras, Harga beras, Harga Jagung,
Harga Daging, PDRB, Jumlah penduduk
Tahun
|
Permintaan
Beras/ribu ton (Y)
|
Harga
Beras/ Kg (X1)
|
PDRB HARGA Konstan (X2)
|
Jumlah Penduduk (X3)
|
Harga Jagung/Kg (X4)
|
Harga Daging Sapi/Kg (X5)
|
1982
|
23.297
|
249
|
9.987.962
|
154.662
|
137
|
2.643
|
1983
|
23.545
|
290
|
10.190.718
|
158.083
|
148
|
2.856
|
1984
|
24.473
|
260
|
11.940.200
|
161.580
|
151
|
2.830
|
1985
|
25.812
|
219
|
12.671.165
|
165.154
|
157
|
3.140
|
1986
|
25.781
|
265
|
13.504.535
|
167.881
|
181
|
3.665
|
1987
|
27.643
|
324
|
14.007.974
|
170.653
|
210
|
4.219
|
1988
|
28.816
|
425
|
15.112.089
|
173.472
|
300
|
4.496
|
1989
|
29.893
|
438
|
16.409.083
|
176.336
|
308
|
4.860
|
1990
|
30.741
|
478
|
17.959.117
|
179.379
|
346
|
5.648
|
1991
|
30.849
|
553
|
19.230.853
|
182.940
|
459
|
6.896
|
1992
|
31.533
|
572
|
20.582.897
|
186.043
|
446
|
7.344
|
1993
|
32.174
|
540
|
52.675.362
|
189.136
|
464
|
7.506
|
1994
|
32.812
|
714
|
56.385.039
|
192.217
|
523
|
8.811
|
1995
|
34.951
|
814
|
60.840.114
|
195.283
|
572
|
10.831
|
1996
|
33.839
|
825
|
68.243.530
|
198.320
|
675
|
11.622
|
1997
|
34.303
|
938
|
71.568.924
|
201.353
|
720
|
11.826
|
1998
|
35.799
|
1.995
|
58.847.841
|
204.393
|
1.154
|
16.947
|
1999
|
37.642
|
2.310
|
57.823.106
|
207.437
|
1.305
|
23.175
|
2000
|
36.925
|
2.059
|
62.491.165
|
205.132
|
1.737
|
25.182
|
2001
|
36.559
|
2.300
|
68.243.530
|
207.995
|
1.547
|
29.397
|
2002
|
36.725
|
2.834
|
71.164.122
|
210.898
|
1.775
|
35.826
|
2003
|
36.127
|
2.906
|
58.847.841
|
213.841
|
1.947
|
35.589
|
2004
|
36.054
|
2.658
|
60.200.705
|
216.826
|
2.000
|
35.610
|
2005
|
35.902
|
2.901
|
55.568.753
|
219.852
|
2.250
|
40.410
|
2006
|
35.676
|
4.100
|
57.824.843
|
222.747
|
2.615
|
44.428
|
2007
|
31.964
|
4.813
|
58.752.690
|
225.642
|
3.156
|
48.151
|
2008
|
32.876
|
5.007
|
59.691.710
|
228.523
|
3.436
|
52.724
|
2009
|
32.989
|
5.168
|
65.804.060
|
231.370
|
3.732
|
59.322
|
2010
|
33.068
|
5.997
|
73.859.040
|
237.641
|
4.155
|
60.796
|
2011
|
33.564
|
6.610
|
82.408.630
|
238.784
|
4.624
|
62.530
|
SUMBER:BADAN PUSAT STATISTIK
G. Uji Regresi Berganda
a.
Analisis Model Regresi
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
-24093.896
|
7647.475
|
-3.151
|
.004
|
|
HARGA BERAS (HBt)
|
-.092
|
1.310
|
-.042
|
-.070
|
.945
|
|
PDRB (PDRBt)
|
2.061E-5
|
.000
|
.120
|
.809
|
.426
|
|
JUMLAH PENDUDUK (JPt)
|
.306
|
.047
|
1.787
|
6.456
|
.000
|
|
HARGA JAGUNG (SUBTITUSI) (HJt)
|
-4.942
|
2.070
|
-1.562
|
-2.387
|
.025
|
|
HARGA DAGING SAPI (KOMPLEMENTER) (HDSt)
|
.080
|
.093
|
.384
|
.864
|
.396
|
|
a. Dependent Variable: PERMINTAAN BERAS
|
Berdasarkan
tabel coefficient di atas maka dapat
diketahui nilai-nilai dari:
β0 : -24093.896
(Konstanta)
β1 : -092
β2 : 2.06
β3 : 306
β4 : -4.942
β5 : 080
·
Dari data yang sudah didapatkan di atas maka model regresinya
adalah:
PBt = -24093.896 - 092 HBt + 2.061PDRBt +
306JPt - 4.942HJt + 080HDSt
·
Karema β1 negatif maka dia beragam dan peluangnya tidak nyata.
·
Ketika permintaan beras di Jawa Barat dalam keadaan konstan maka
nilainya adalah -24093.896
·
Ketika harga beras
mengalami penurunan sebesar Rp 1 maka akan menambah permintaan beras di Jawa
Barat sebanyak 0,92 kg
·
Ketika Produk Domestik Regional Bruto mengalami kenaikan sebesar Rp 1,000,000 maka akan mengurangi permintaan beras di Jawa
Barat sebanyak Rp. 2.06 kg.
·
Ketika Jumlah Penduduk
mengalami kenaikan sebanyak 1000 jiwa maka akan menambah permintaan beras
sebesar 306 kg.
·
Ketika harga jagung
mengalami penurunan sebanyak Rp 1 maka akan menambah permintaan jagung
sebesar 4.942 kg.
·
Ketika harga daging sapi
mengalami kenaikan sebanyak Rp 1 maka akan menambah permintaan beras sebesar
0,80 kg.
b. Analisis Model Korelasi dan Determinasi
Model Summary
|
||||
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
1
|
.959a
|
.919
|
.902
|
1322.361
|
a.
Predictors: (Constant), HARGA BERAS (HBt), PDRB, JUMLAH PENDUDUK (JPt), HARGA DAGING SAPI (KOMPLOMENTER) (HDSt), HARGA JAGUNG (SUBTITUSI) (HJt)
|
·
Koefisien korelasi (R), menunjukkan
kuat dan lemahnya hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.
Dalam tabel di atas, nilai koefisien korelasinya sebesar 0.959
artinya hubungan antara variabel mempunyai hubungan
yang sangat kuat. Karena nilai R yang mendekati 1 menunjukkan hubungan yang
positif dan kuat antara variabel independen dengan variabel dependen.
·
Koefisien determinasi (R Square), menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel dependen terhadap
variabel independen. Dalam tabel di atas, nilai R square sebesar 0.919
atau yang berarti variabel independen sangat
mempengaruhi variabel dependen sebesar 91.9%
dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam
penelitian ini
c.
Analisis Uji T
Uji t dilakukan
untuk mengetahui adanya pengaruh secara parsial antara variabel independen
terhadap variabel dependen. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan antara
nilai t hitung dengan t tabel serta interpretasi tingkat signifikan statistic.
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
T
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
-24093.896
|
7647.475
|
-3.151
|
.004
|
|
HARGA BERAS (HBt)
|
-.092
|
1.310
|
-.042
|
-.070
|
.945
|
|
PDRB
|
2.061E-5
|
.000
|
.120
|
.809
|
.426
|
|
JUMLAH PENDUDUK (JPt)
|
.306
|
.047
|
1.787
|
6.456
|
.000
|
|
HARGA JAGUNG (SUBTITUSI) (HJt)
|
-4.942
|
2.070
|
-1.562
|
-2.387
|
.025
|
|
HARGA DAGING SAPI (KOMPLEMENTER) (HDSt)
|
.080
|
.093
|
.384
|
.864
|
.396
|
|
a.
Dependent Variable: PERMINTAAN BERAS
|
Adapun
ketentuan dalam pengujian t ini adalah sebagai berikut:
Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha
diterima
Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha
ditolak
Berdasarkan
tabel, maka t hitung dari variabel HBt, PDRBt, JPt, HJt, HDSt berturut-turut adalah; -0,070; 0,809 ; 0,6456 ; -0,2387 ; 0,864. dengan nilai signifikansi berturut-turut adalah 0,945 ; 0,426 ; 0,00 ; 0,025 ; 0,396 dan Nilai t tabel dengan n sebanyak 30
adalah 2,6030.
H0 : β1 : β 2 : β 3 : β 4 = 0 , variabel bebas HBt, PDRBt, JPt, HJt, HDSt secara parsial
berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel terikat PBt.
Ha : β 1 : β 2 : β 3 : β 4 ≠ 0, variabel bebas HBt, PDRBt, JPt, HJt, HDSt,
secara parsial berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat PBt.
ü Dari hasil uji
T untuk variabel HBt, dengan nilai
t hitung -0,070 < t table 2,6030
maka Ha ditolak dan H0 diterima. Sedangkan nilai
signifikan 0,945 > nilai alpha 0.05 maka Ha ditolak dan H0
diterima. Berarti variabel HBt tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap PBt.
ü Dari hasil uji
T untuk variabel PDRBt, dengan
nilai t hitung 0,809 < t tabel 2,6030maka
Ha ditolak dan H0 diterima. Sedangkan nilai
signifikan 0,426 > nilai alpha 0.05 maka Ha diterima dan
H0 ditolak. Berarti
variabel PDRBt tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap PBt.
ü Dari hasil uji
T untuk variabel JPt, dengan nilai t hitung 0,6456 < t tabel 2,6030maka Ha diterima
dan H0 ditolak. Sedangkan nilai signifikan 0,000 <
nilai alpha 0.05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Berarti
variabel JPt tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap PBt.
ü Dari hasil uji
T untuk variabel HJt, dengan nilai
t hitung -0,2387 < t tabel 2,6030 maka
Ha ditolak dan H0 diterima. Sedangkan nilai
signifikan 0,025 <
nilai alpha 0.05 maka Ha ditolak dan H0 diterima. Berarti
variabel HJt mempunyai pengaruh signifikan terhadap PBt.
ü Dari hasil uji
T untuk variabel HDSt, dengan nilai
t hitung 0,864 < t tabel 2,6030maka
Ha ditolak dan H0 diterima. Sedangkan nilai signifikan 0,396 > nilai alpha 0.05 maka Ha ditolak dan H0
diterima. Berarti variabel HDSt tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap PBt.
d.
Analisis Uji F
Uji F dilakukan
untuk mengetahui bagaimana variabel independen mempengaruhi variabel dependen
secara simultan (bersama-sama).
ANOVAb
|
||||||
Model
|
Sum of Squares
|
Df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
1
|
Regression
|
4.746E8
|
5
|
9.493E7
|
54.287
|
.000a
|
Residual
|
4.197E7
|
24
|
1748639.401
|
|||
Total
|
5.166E8
|
29
|
||||
a. Predictors: (Constant), HARGA DAGING SAPI (HDSt) (KOMPLEMENTER), Produk Domestik Regional Bruto (PDRBt), JUMLAH PENDUDUK (JPt), HARGA BERAS (HBt), HARGA JAGUNG (HJt) (SUBTITUSI)
|
||||||
b.
Dependent Variable: PERMINTAAN BERAS
|
H0 : β = 0 , variabel bebas HBt,
PDRBt,
JPt, HJt, HDSt
secara simultan (bersama-sama) tidak mampu menjelaskan variabel terikat PBt.
Ha : β ≠ 0,
variabel bebas
HBt,
PDRBt,
JPt, HJt, HDSt,
secara simultan (bersama-sama) mampu menjelaskan variabel terikat PDSt.
Berdasarkan
hasil uji F pada tabel annova di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas
kesalahan model (Sig F) yaitu 0.000 < nilai α sebesar 0.05. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel independen secara simultan (bersama-sama)
mempengaruhi variabel dependen. H0 ditolak dan Ha
diterima. Berarti variabel independen HBt,
PDRBt,
JPt, HJt, HDSt,
secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen PDSt.
Selain
itu uji F dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel:
Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha
diterima
Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha
ditolak
Pada diagram
P-Plot diatas terlihat distribusi dari titik-titik data variable HBt, PDRBt,
JPIt, HJt, dan HDSt menyebar di sekitar di garis diagonal, dan penyebaranyaa
titik-titik data searah dengan garis diagonal, jadi data-data tersebut dapat
dikatakan normal.
Gejala
heteroskedastisitas dapat dilihat dari scatterplot yang membentuk pola. Pada
data ini, scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola sehingga dapat
dikatakan data ini tidak terindikasi heteroskeastisitas.
I. KESIMPULAN
Variabel bebas Harga Beras, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Jumlah Penduduk, Harga Jagung, Harga Daging Sapi secara simultan ( bersama-sama) berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat permintaan daging sapi.
Variable harga jagung (barang subtitusi) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif/berlawanan terhadap
permintaan beras. Artinya apabila
harga harga jagung (barang subtitusi) turun maka akan menambah jumlah permintaan beras.
Variabel harga beras, produk domestik regional bruto, jumlah penduduk, harga
daging sapi (barang komplementer) secara
parsial tidak memiliki pengaruh terhadap permintaan beras.
Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya data penelitian, harga yang
berfluktuasi, kebijakan pemerintah, dan terdapat variabel-variabel lain yang
belum dicantumkan dalam penelitian ini.
Daftar Pustaka
-
Sudarsono. 1986. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta:
PT. Pertja
-
Hosen, M. Nadratuzzaman.2012.Diktat Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi.Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
-
Rahardja, Prathama, dan Mandala Muanurung. 2008. , Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi &
Makroekonomi), Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
-
Bada Pusat Statistik.
[1] Prathama Rahardja,
Mandala Manurung, 2008, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi &
Makroekonomi), Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Hlm.24.
[3] [3] Prathama Rahardja, dan Mandala Manurung, 2008, Pengantar
Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi), Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hlm.24 - 25.
No comments:
Post a Comment