Sunday 28 June 2015

Analisis Permintaan Beras di Provinsi Riau

Permintaan Beras di Provinsi Riau
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Beras merupakan bahan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk kebutuhan beras pun meningkat. Produksi beras berfluktuasi mengikuti pola tanam, sementara konsumsi beras stabil sepanjang tahun. Surplus beras meningkat pada masa panen (bulan Februari-April), sementara pada musim kemarau dan musim tanam (Oktober-Januari) mengalami defisit. Harga beras berpotensi turun ketika produksi melimpah (musim panen) yang merugikan petani, dan sebaliknya harga beras akan naik pada saat defisit yang merugikan konsumen sehingga harga beras akan meningkat sepanjang tahun.

Permintaan beras di luar pulau Jawa tidak dipengaruhi oleh harga beras tetapi sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduknya. Hal ini menunjukkan permintaan beras luar pulau Jawa di masa akan datang semakin meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk yang berada di luar pulau Jawa.

Di Provinsi Riau, Selama kurun waktu tahun 2000-2010 pertumbuhan penduduk rata-rata 4.0% per tahun, sementara pertumbuhan produksi padi rata-rata hanya 2.32% per tahun. Hal ini jelas menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan penawaran dengan permintaan yang berada di Provinsi tersebut.

B.     Rumusan Masalah
Dilihat dari penjelasan diatas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
·         Apa aja faktor - faktor yang mempengaruhi permintaan beras di Provinsi Riau?
·         Di Provinsi Riau, Variabel apa yang paling memiliki pengaruh signifikan terhadap permintaan beras di Provinsi tersebut?

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
·         Menganalisis variabel yang berpengaruh terhadap permintaan beras di Provinsi Riau.
·         Menganalisis variabel yang berpengaruh signifikan terhadap permintaan beras di Provinsi Riau.

Pembahasan
A.    Teori Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu[1]. Menurut pengertian sehari – hari permintaan diartikan secara absolut yaitu jumlah barang yang di butuhkan, jalan pikiran ini berangkat dari titik total bahwa manusia mempunyai kebutuhan. Atas dsar kebutuhan ini individu tersebut mempunya permintaan akan barang, makin banyak penduduk suatu negara makin besar permintaan masyarakat akan suatu jenis barang.  Permintaan yang di dukung oleh kekuatan tenaga beli di sebut permintaan efektif. Sedangkan permintaan yang hanya didasarkan atas kebutuhan saja disebut sebagai permintaan absolut atau potensial[2]





B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, yaitu:[3]
·         Barang itu sendiri, jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah, “bila harga suatu barang naik,ceteris paribus,  maka jumlah barang itu yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya.”
·         Harga barang lain yang terkait, harga barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang,tetapi kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi dan bersifat komplemen.
·         Tingkat pendapatan per kapital, tingkat pendapatan perkapital dapat mencermintkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang makin meningkat.
·         Selera atau kebiasaan.
·         Jumlah penduduk, semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin banyak jumlah penduduk, permintaan akan semakin banyak.
·         Perkiraan harga di masa mendatang, bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang naik, adalah lebih baik membeli barang itu sekarang,  sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini di gunakan menghemat belanja di masa mendatang.





C.    Perkembangan Produksi dan Pengadaan Beras Provinsi Riau



No

Komponen


Tahun






2006
2007
2008
2009









1

Luas Tanam (Ha)
133,496.00
148,802.00
146,865.00
138,602.00


2

Luas Panen (Ha)
134,418.00
136,177.00
147,167.00
147,796.00


3

Produksi (Ton)
271,368.16
310,816.34
312,372.00
334,800.27


4

Ketersediaan (Ton)
722,982.66
766,466.34
771,078.67
813,667.45


5

Pasokan dari luar (Ton)
451,614.50
455,650.00
465,670.00
477,804.32



Sumber : Buku statistik BKP Prop. Riau (2010)


Penawaran (supply) didefinisikan sebagai hubungan statis yang menunjukkan berapa banyak suatu komoditas yang ditawarkan (untuk dijual) pada suatu tempat dan waktu tertentu pada berbagai tingkat harga ketika faktor lain tidak berubah. Konsep penawaran digunakan untuk menunjukkan perilaku para penjual di suatu pasar. Terdapat hubungan antara beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang, antara lain harga barang itu sendiri, harga barang lain dan harapan produsen, tingkat teknologi digunakan dan lain sebagainya. Hal ini dapat ditulis dalam formula sebagai berikut :

QSx = f (Px, E, Py, T, u) .........................................................(    2)

dimana:

QSx
=
Jumlah barang yang ditawarkan

Px
=  Harga barang itu sendiri

E
=
Harapan produsen

Py
=
Harga barang lain

T
=
Teknologi

u                =  Faktor faktor lainnya

Permintaan konsumen adalah kuantitas suatu komoditas yang mampu dan
ingin dibeli oleh konsumen pada suatu tempat dan waktu tertentu pada berbagai tingkat harga ketika faktor lain tidak berubah. Permintaan pasar adalah agregat dari permintaan individu konsumen. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

QDx = f (Px,Y, Py, T, Pop, u)……………………………………….(
2)
dimana :


QDx
=
Jumlah permintaan barang x

Px
=
Harga barang x

Py
=
Harga barang lain

Y
=
Pendapatan konsumen

T
=
Selera

Pop
=
Jumlah penduduk

u
=
Faktor-faktor lain



Dalam produksi komoditas pertanian, terdapat tenggang waktu
(gestation
period) antara menanam dengan memanen adalah salah satu karakteristik utama produk pertanian. Hasil yang diperoleh petani didasarkan pada perkiraan-perkiraan dimasa datang serta pengalaman masa lalu. Pada kenyataannya untuk komoditi pertanian harga output tidak dapat dipastikan pada saat produk tersebut ditanam. Dengan kata lain, petani harus mengambil keputusan produksi berdasarkan perkiraan atas harga produknya tahun lalu. Hal ini mengacu pada adanya beda kala (lag) diantara dua periode, yaitu saat menanam dan memanen.
Penelitian ini secara umum bertujuan membangun model perberasan di Provinsi Riau dan tujuan khususnya menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran beras di Provinsi Riau.



E.     Model Variabel Independen Ekonomi
Dalam penelitian ini digunakan lima variabel independen yaitu Harga Beras (HBt), Produk Domestik Regional Bruto (PDRBt), Jumlah Penduduk (JPt), Harga Jagung (HJt) sebagai barang subtitusi dan Harga Daging Sapi (HDSt) sebagai barang komplementer. Dari lima variabel independen tersebut dapat dirumuskan model ekonomi dari analisis permintaan jagung ini adalah sebagai berikut:
PBt = β­­+ β1 HBt + β2 PDRBt + β3 JPt + β4 HJt  + β5 HDSt +€


Keterangan:
PBt                  : Permintaan Beras (Ton)
β0                    : Konstanta Persamaan Permintaan Beras
β1                    : Koefisien Regresi Permintaan Beras
HB                  : Harga Beras (Rp/Kg)
PDRB             : Produk Domestik Regional Bruto (Nominal)
JP                    : Jumlah Penduduk (Jiwa)
HJ                    : Harga Jagung sebagai barang subtitusi (Rp/Kg)
HDS                : Harga Daging Sapi sebagai barang komplementer (Rp/Kg)
€                      : Error term

F.     Tabel data permintaan beras, Harga beras, Harga Jagung, Harga Daging, PDRB, Jumlah penduduk

Tahun
Permintaan
Beras/ribu ton (Y)
Harga
Beras/ Kg (X1)
PDRB HARGA Konstan (X2)
Jumlah Penduduk (X3)
Harga Jagung/Kg (X4)
Harga Daging Sapi/Kg (X5)
1982
23.297
249
9.987.962
154.662
137
2.643
1983
23.545
290
10.190.718
158.083
148
2.856
1984
24.473
260
11.940.200
161.580
151
2.830
1985
25.812
219
12.671.165
165.154
157
3.140
1986
25.781
265
13.504.535
167.881
181
3.665
1987
27.643
324
14.007.974
170.653
210
4.219
1988
28.816
425
15.112.089
173.472
300
4.496
1989
29.893
438
16.409.083
176.336
308
4.860
1990
30.741
478
17.959.117
179.379
346
5.648
1991
30.849
553
19.230.853
182.940
459
6.896
1992
31.533
572
20.582.897
186.043
446
7.344
1993
32.174
540
52.675.362
189.136
464
7.506
1994
32.812
714
56.385.039
192.217
523
8.811
1995
34.951
814
60.840.114
195.283
572
10.831
1996
33.839
825
68.243.530
198.320
675
11.622
1997
34.303
938
71.568.924
201.353
720
11.826
1998
35.799
1.995
58.847.841
204.393
1.154
16.947
1999
37.642
2.310
57.823.106
207.437
1.305
23.175
2000
36.925
2.059
62.491.165
205.132
1.737
25.182
2001
36.559
2.300
68.243.530
207.995
1.547
29.397
2002
36.725
2.834
71.164.122
210.898
1.775
35.826
2003
36.127
2.906
58.847.841
213.841
1.947
35.589
2004
36.054
2.658
60.200.705
216.826
2.000
35.610
2005
35.902
2.901
55.568.753
219.852
2.250
40.410
2006
35.676
4.100
57.824.843
222.747
2.615
44.428
2007
31.964
4.813
58.752.690
225.642
3.156
48.151
2008
32.876
5.007
59.691.710
228.523
3.436
52.724
2009
32.989
5.168
65.804.060
231.370
3.732
59.322
2010
33.068
5.997
73.859.040
237.641
4.155
60.796
2011
33.564
6.610
82.408.630
238.784
4.624
62.530
SUMBER:BADAN PUSAT STATISTIK
G.    Uji Regresi Berganda
a.      Analisis Model Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-24093.896
7647.475

-3.151
.004
HARGA BERAS (HBt)
-.092
1.310
-.042
-.070
.945
PDRB (PDRBt)
2.061E-5
.000
.120
.809
.426
JUMLAH PENDUDUK (JPt)
.306
.047
1.787
6.456
.000
HARGA JAGUNG (SUBTITUSI) (HJt)
-4.942
2.070
-1.562
-2.387
.025
HARGA DAGING SAPI (KOMPLEMENTER) (HDSt)
.080
.093
.384
.864
.396
a. Dependent Variable: PERMINTAAN BERAS




Berdasarkan tabel coefficient di atas maka dapat diketahui nilai-nilai dari:
β0         : -24093.896 (Konstanta)
β1            : -092
β2            : 2.06
β3            : 306
β4         : -4.942
β5         : 080

·         Dari data yang sudah didapatkan di atas maka model regresinya adalah:
PBt = -24093.896  - 092 HBt + 2.061PDRBt + 306JPt - 4.942HJt  + 080HDSt
·         Karema β1 negatif maka dia beragam dan peluangnya tidak nyata.
·         Ketika permintaan beras di Jawa Barat dalam keadaan konstan maka nilainya adalah -24093.896
·         Ketika harga beras mengalami penurunan sebesar Rp 1 maka akan menambah permintaan beras di Jawa Barat sebanyak 0,92 kg
·         Ketika Produk Domestik Regional Bruto mengalami kenaikan sebesar Rp 1,000,000 maka akan mengurangi permintaan beras di Jawa Barat sebanyak Rp. 2.06 kg.
·         Ketika Jumlah Penduduk mengalami kenaikan sebanyak 1000 jiwa maka akan menambah permintaan beras sebesar 306 kg.
·         Ketika harga jagung mengalami penurunan sebanyak Rp 1 maka akan menambah permintaan jagung sebesar  4.942 kg.
·         Ketika harga daging sapi mengalami kenaikan sebanyak Rp 1 maka akan menambah permintaan beras sebesar 0,80 kg.

b.      Analisis Model Korelasi dan Determinasi
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.959a
.919
.902
1322.361
a. Predictors: (Constant), HARGA BERAS (HBt), PDRB, JUMLAH PENDUDUK (JPt), HARGA DAGING SAPI (KOMPLOMENTER) (HDSt), HARGA JAGUNG (SUBTITUSI) (HJt)
·        Koefisien korelasi (R), menunjukkan kuat dan lemahnya hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam tabel di atas, nilai koefisien korelasinya sebesar 0.959 artinya hubungan antara variabel mempunyai hubungan yang sangat kuat. Karena nilai R yang mendekati 1 menunjukkan hubungan yang positif dan kuat antara variabel independen dengan variabel dependen.
·        Koefisien determinasi (R Square), menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen. Dalam tabel di atas, nilai R square sebesar 0.919 atau yang berarti variabel independen sangat mempengaruhi variabel dependen sebesar 91.9% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini

c.       Analisis Uji T
Uji t dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel serta interpretasi tingkat signifikan statistic.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-24093.896
7647.475

-3.151
.004
HARGA BERAS (HBt)
-.092
1.310
-.042
-.070
.945
PDRB
2.061E-5
.000
.120
.809
.426
JUMLAH PENDUDUK (JPt)
.306
.047
1.787
6.456
.000
HARGA JAGUNG (SUBTITUSI) (HJt)
-4.942
2.070
-1.562
-2.387
.025
HARGA DAGING SAPI (KOMPLEMENTER) (HDSt)
.080
.093
.384
.864
.396
a. Dependent Variable: PERMINTAAN BERAS




Adapun ketentuan dalam pengujian t ini adalah sebagai berikut:
Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak
Berdasarkan tabel, maka t hitung dari variabel HBt, PDRBt,  JPt, HJt, HDSt berturut-turut adalah; -0,070;  0,809 ; 0,6456 ; -0,2387 ; 0,864. dengan nilai signifikansi berturut-turut adalah 0,945 ; 0,426 ; 0,00 ; 0,025 ; 0,396 dan Nilai t tabel dengan n sebanyak 30 adalah 2,6030.
H0 : β1 : β 2 : β 3 : β 4 = 0 , variabel bebas HBt, PDRBt, JPt, HJt, HDSt secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel terikat PBt.
Ha : β 1 : β 2 : β 3 : β 4 ≠ 0,  variabel bebas HBt, PDRBt, JPt, HJt, HDSt, secara parsial berpengaruh secara  signifikan terhadap variabel terikat PBt.
ü  Dari hasil uji T untuk variabel HBt, dengan nilai t hitung -0,070 <  t table 2,6030 maka Ha ditolak dan H0 diterima. Sedangkan nilai signifikan 0,945 > nilai alpha 0.05 maka Ha ditolak dan H0 diterima. Berarti variabel HBt tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap PBt.
ü  Dari hasil uji T untuk variabel PDRBt, dengan nilai t hitung 0,809 <  t tabel 2,6030maka Ha ditolak dan H0 diterima. Sedangkan nilai signifikan  0,426 > nilai alpha 0.05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Berarti variabel PDRBt tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap PBt.
ü  Dari hasil uji T untuk variabel JPt, dengan nilai t hitung 0,6456 < t tabel 2,6030maka Ha diterima dan H0 ditolak. Sedangkan nilai signifikan  0,000 < nilai alpha 0.05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Berarti variabel JPt tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap PBt.
ü  Dari hasil uji T untuk variabel HJt, dengan nilai t hitung -0,2387 <  t tabel 2,6030 maka Ha ditolak dan H0 diterima. Sedangkan nilai signifikan   0,025 < nilai alpha 0.05 maka Ha ditolak dan H0 diterima. Berarti variabel HJt mempunyai pengaruh signifikan terhadap PBt.
ü  Dari hasil uji T untuk variabel HDSt, dengan nilai t hitung 0,864 <  t tabel 2,6030maka Ha ditolak dan H0 diterima. Sedangkan nilai signifikan  0,396 > nilai alpha 0.05 maka Ha ditolak dan H0 diterima. Berarti variabel HDSt tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap PBt.


d.      Analisis Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui bagaimana variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara simultan (bersama-sama).
ANOVAb
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
4.746E8
5
9.493E7
54.287
.000a
Residual
4.197E7
24
1748639.401


Total
5.166E8
29



a. Predictors: (Constant), HARGA DAGING SAPI (HDSt) (KOMPLEMENTER), Produk Domestik Regional Bruto (PDRBt), JUMLAH PENDUDUK (JPt), HARGA BERAS (HBt), HARGA JAGUNG (HJt) (SUBTITUSI)
b. Dependent Variable: PERMINTAAN BERAS


H0 : β = 0 , variabel bebas  HBt, PDRBt, JPt, HJt, HDSt secara simultan (bersama-sama) tidak mampu menjelaskan variabel terikat PBt.
Ha : β ≠ 0,  variabel bebas HBt, PDRBt, JPt, HJt, HDSt, secara simultan (bersama-sama) mampu menjelaskan variabel terikat PDSt.
Berdasarkan hasil uji F pada tabel annova di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas kesalahan model (Sig F) yaitu 0.000 < nilai α sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi variabel dependen. H0 ditolak dan Ha diterima. Berarti variabel independen HBt, PDRBt, JPt, HJt, HDSt, secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen PDSt.
Selain itu uji F dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel:
Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak
Dari tabel diperoleh nilai F hitung sebesar 54.287 > F tabel 2,0595 Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi variabel dependen. H0 ditolak dan Ha diterima. Berarti variabel independen HBt, PDRBt, JPt, HJt, HDSt, secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen PDSt.
Pada diagram P-Plot diatas terlihat distribusi dari titik-titik data variable HBt, PDRBt, JPIt, HJt, dan HDSt menyebar di sekitar di garis diagonal, dan penyebaranyaa titik-titik data searah dengan garis diagonal, jadi data-data tersebut dapat dikatakan normal.



Gejala heteroskedastisitas dapat dilihat dari scatterplot yang membentuk pola. Pada data ini, scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola sehingga dapat dikatakan data ini tidak terindikasi heteroskeastisitas.





 



















I.       KESIMPULAN
Variabel bebas Harga Beras, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Jumlah Penduduk, Harga Jagung, Harga Daging Sapi  secara simultan ( bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat permintaan daging sapi.
Variable harga jagung (barang subtitusi) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif/berlawanan terhadap permintaan beras. Artinya apabila harga harga jagung (barang subtitusi) turun maka akan menambah jumlah permintaan beras.
Variabel harga beras, produk domestik regional bruto, jumlah penduduk, harga daging sapi (barang komplementer) secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap permintaan beras. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya data penelitian, harga yang berfluktuasi, kebijakan pemerintah, dan terdapat variabel-variabel lain yang belum dicantumkan dalam penelitian ini.












Daftar Pustaka
-          Sudarsono. 1986. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: PT. Pertja
-          Hosen, M. Nadratuzzaman.2012.Diktat Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi.Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
-          Rahardja, Prathama, dan Mandala Muanurung. 2008. , Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi), Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
-          Bada Pusat Statistik.






[1] Prathama Rahardja, Mandala Manurung, 2008, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi), Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hlm.24.
[2] Sudarsono, 1986, Pengantar Ekonomi Mikro, Jakarta: PT. Pertja, halm. 8

[3] [3] Prathama Rahardja, dan Mandala Manurung, 2008, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi), Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hlm.24 - 25.

No comments:

Post a Comment