manajemen pemasaran |
DesainProduk, Pengertian dan Ruang Lingkupnya[1]
A.
Terimonologi
Desain
Desain merupakan suatu proses yang dapat
dikatakan telah seumur dengan keberadaan manusia di bumi. Hal ini sering tidak
kita sadari. Akhirnya, sebagian dari kita berpendapat seolah-olah desain baru
dikenal sejak zaman modern dan merupakan bagian dari kehidupan modern.
Dalam bahasa sehari-hari desain sering
di artikan sebagai sebuah perencanaan, rencana atau gagasan. Pengertian seperti
ini tidak sepenuhnya salah tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia dikatakan baha desain sepadan dengan kata perencanaan.
Namun demikian, kita merancang/rancang atau rancang bangun yang sering
disepadankan dengan kata desain ini nampaknya belum dapat mengartikan desain
secara lebih luas. Kata “Desain” yang sebenarnya merupakan kata baru yang merupakan
peng-Indonesia-an dari kata design tetap dipertahankan. Kata desain ini
menggeser kata rancang bangun karena
kata tersebut tidak dapat mewadahi kegiatan, keilmuan, keluasan dan
pamor profesi atau kompetensi.
Pengertian desain dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang dan konteksnya. Desain dapat juga diartikan sebagai
suatu kreasi seniman untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan cara tertentu pula.
Desain juga dapat merupakan pemecahan masalah dengan suatu target yang jelas.
Sedangkan menurut Alexander (1963) desain merupakan temuan unsur fisik yang
paling objektif. Atau desain merupakan tindakan dan inisiatif untuk merubah
karya manusia (Jones, 19730).
Perkembangan selanjutnya pengertian
desain amat bervariatif karena tumbuhnya profesi ini diberbagai Negara. Salah
satu tokoh yang mengevaluasi pengertian desain adalah Bruce Archer, menurutnya
desain adalah salah satu bentuk kebutuhan badani dan rohani manusia yang
dijabarkan melalui berbagai bidang pengalaman, keahlian dan pengetahuan yang
mencerminkan perhatia pada apresiasi dan adaptasi terhadap sekelilingnya,
terutama yang berhubungan dengan bentuk, komposisi, arti, niai dan berbagai
tujuan benda buatan manusia.
Jika istilah “desain” maknanya adalah
“rencana”, maka “rencana” adalah bendanya (benda yang dihasilkan dalam proses
perencanaan). Kegiatannya disebut “merencana” atau “merencanakan”. Pelaksananya
disebut “perencana”, sedangkan segala sesuatu yang berkaitan erat dengan proses
pelaksanaan pembuatan suatu rencana, disebut “perencanaan”. Jadi kata “mendesain”
mempunyai pengertian yang secara umum setara dengan “merencana”, merancang,
rancang bangun, atau merekayasa, yang artinya setara dengan “designing”.
Istilah mendesain mempunyai makna : melakukan kegiatan/aktivitas/proses untuk
menghasilkan suatu desain (palgunadi, 2007).
Dengan demikian, pengertian desain
selalu mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Hal
ini membuktikan bahwa desain sebenarnya mempunyai arti yang penting dalam
kebudayaan manusia secara keseluruhan baik ditinjau dari usaha memecahkan
masalah fisik dan rohani manusia, maupun sebagai bagian kebudayaan yang memberi
nilai-nilai tertentu sepanjang perjalanan sejarah umat mansia.
Berdasarkan definisi tersebut diatas,
bahwa desain tidak semata-mata racangan diatas kertas, tetapi juga proses
secara keseluruhan sampai karya tersebut terwujud dan memiliki nilai. Desain
merupakan aktivitas praktis yang meliputi juga unsur-unsur ekonomi, global,
sosial, teknologi dan budaya dalam berbagai dinamikanya.
B.
Ruang
Lingkup Desain Produk
Desain produk merupakan salah satu
bidang ke ilmuan yang terintegrasi dengan segala bentuk aspek kehidupan manusia
dari masa kemasa. Memadukan unsur khayal/imajinasi dan orientasi penemuan
solusi untuk berbagai masalah yang dihadapi manusia dengan menjembatani
estetika serta teknologi yang masing-masingnya dinamis dan memiliki pola
tertentu dalam perkembangannya.
Lingkup desain produk dapat dikatakan
hampir tidak terbatas, melingkupi semua aspek yang memungkinkan untuk
dipecahkan oleh profesi/kompetensi ini. Namun demikian jika mengacu pada
perkembangan internasional, terdapat wilayah profesi yang tegas terdiri atas
desain produk, desain grafis dan desain interior. Wilayah desain yang disebutkan ini wilayah
desain yang diletakkan pada bidang seni rupa. Berdasarkan pembagian wilayah
desain tersebut, desain produk merupakan salah satu dari wilayah desain yang
ada.
Desain produk merupakan terjemahan dari Industrial
Design. Sebagian parah ahli menerjemahkan Industrial Design dengan
desain produk. Sebagian yang lain menerjemahkan dengan desan industri.
Penerjemahan yang terakhir dirasa kurang tepat, karena yang didesain bukanlah
industrinya melainkan produknya (Adhi Nugroho, 1989).
Dalam perkembangan selanjutnya profesi
ini terbagi atas beberapa kelompok kompetensi (mungkin juga dapat berubah
sesuai perkembangan zaman), yaitu :
a.
Desain produk
peralatan
b.
Desain perkasas
lingkungan
c.
Desain alat
transportasi
d.
Desain produk
kerajinan
Meski
dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, namun secara umum mendesain produk
mempunyai mekanisme yang sama dalam berpikir kreatif dalam perancangan sebuah
produk, sehingga produk tersebut memenuhi nilai-nilai fungsional yang tepat dan
menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi manusia dengan tidak meninggalkan aspek
kenyamanan user/pengguna melalui teknik-teknik dan ketentuan-ketentuan tertentu
dan pada akhirnya diteruskan menjadi siklus hidup produk yang ditentukan oleh
pola perancangan awal baik itu inovasi, modifikasi maupun duplikasi.
Desain produk adalah pioner dan kuci
kesuksesan sebuah produk menembus pasar sebagai basic bargain marketing,
mendesain produk berarti membaca sebuah pasar, kemauan mereka, kemampuan
mereka, pola pikir mereka serta banyak aspek lain yang akhirnya mesti
diterjemahkan dan di aplikasikan dalam perancangan sebuah produk.
Kemampuan
sebuah produk bertahan dalam siklus sebuah pasar dientukan oleh bagaimana
sebuah desain mampu beradaptasi akan perubahan-perubahan dalam bentuk apapun
yang terjadi dalam pasar yang dimasuki produk tersebut, sehingga kemampuan
tersebut menjadi nilai keberhasilan bagi produk itu sendiri dikemudian hari.
Dengan krusialnya bentuk tanggung jawab seorang desainer produk industri dalam
perancangan sebuah produk, desainer produk harus memiliki pengetahuan dan riset
yang baik sebelum merancang sebuah produk, proses tersebut tidak ayal lagi
membutuhkan waktu yang kadang-kadang tidak singkat dalam perancangannya.
Ketajaman berpikir dan membaca peluang sangatlah dominan dalam menentukan
rating desainer tersebut.
Ketika
seseorang membuat desain harus merumuskan sasaran setepat-tepatnya: apa,
mengapa, siapa, bagaimana, dimana dan kapan. Hal ini dalam ilmu desain dikenal
dengan tahapan identifikasi permasalahan merupakan kuci menentukan. Selain
menentukan sasaran, selanjutnya dalam proses desain harus menentukan
pengembangan produk. Dalam pengembagan produk ini, bergantung pada masalah yang
telah dirumuskan diatas itu. Selain itu ditentukan pula faktor-faktor yang
perlu dikaji. Secara keseluruhan faktor-faktor tersebut meliputi:
1.
Faktor
Performansi
Suatu desain itu harus praktis,
ekonomis, aman sesuai dengan kondisi psikologis dan fisiologis manusia
(ergonomic) maka perlu mempertimbangkan:
a.
Kenyamanan
b.
Kepraktisan
c.
Keselamatan/keamanan
d.
Kemudahan dalam
penggunaan
e.
Kemudahan dalam
pemeliharaan
f.
Kemudahan dalam
perbaikan
2.
Faktor
Fungsi
Suatu desain secara fisik dan teknis
harus bekerja sesuai dengan fungsi yang dituntut. Oleh karena itu pula
mempertimbangkan:
a.
Kelayakan
b.
Kehandalan
c.
Spesifikasi dari
material
d.
Struktur
penggunaan atau sistem tenaga
3.
Faktor
Produksi
Desain harus memungkinkan untuk
diproduksi sesuai dengan metode dan proses yang tela ditentukan. Untuk itu
perlu mempertimbangkan:
a. Permesinan
b. Bahan
baku
c. Sistem
proses produksi
d. Tigkat
ketrampilan tenaga kerja
e. Biaya
produksi
f. Standarisasi
4. Faktor Pemasaran
desain dapat dikatakan berhasil jika jangkauan pasar semakin luas dan
masa hidup design lifa dapat bertahan dalam waktu yang lama. Untuk itu
dipertimbangkan, meliputi:
a. Selera konsumen
b. Citra produk
c. Sasaran pasar
d. Penentuan harga
e. Saluran
distribusi
5. Faktor
Kepentingan Produsen
Desain produk yang dihasilkan harus bertujuan menghasilkan keuntungan
atau laba, sehingga akan menjamin kelangsungan hidup produsen. Dengan demikian
perlu mempertimbangkan:
a. Identitas
Perusahaan
b. Status (swasta,
pemerintah, yayasan, dan lain-lain)
6. Faktor Kualitas
Bentuk
Suatu desain harus dibuat sedemikian rupa agar menarik sehingga
menimbulkan kenikmatan estetis. Hal ini penting dalam meningkatkan cita rasa
seseorang/ masyarakat/ konsumen. Untuk itu perlu diperhatikan
a. Spirit dan gaya
jaman
Spirit dan gaya jaman senantiasa manandai style suatu desain produk.
Sebagai contoh pada jaman terjadi gerakan seni dan kriya atau lebih dikenal
dalam bahasa Inggris sebagai art and craft movement (suatu gerakan pada akhir
masa revolusi industry yang mementingkan komitmen kerja dan keindahan), yang
menolak estetika yang dihasilkan oleh produksi secara missal, karena dianggap
sebagai penyebab utama hilangnya keindahan individual. Pada gerakan ini, mesin
dianggap menghantui seni dari pertukangan (industry) karena barang yang
dikerjakan mesin sudah menjadi standarisasi sendiri. Gerakan ini ingin
menjadikan seni sebagai bagian dari komunitas dan seniman seharusnya juga
seorang perajin kriya. Setiap karya digarap dengan serius dan teliti.
b. Estetika dan
Daya tarik
Desain tidak sekedar membuat struktur, konstruksi dan bentuk saja,
sebagaimana pendapat plato dalam Bertram (1938) bahwa prinsip pembuatan benda
dihubungkan dengan segi keindahan dan keserasian, yang merupakan factor penting
dalam desain, karena sekuat apapun kontruksinya, sebagus apapun bahannya, jika
tidak memiliki sentuhan keindahan maka tidak akan diminati oleh konsumen.
c. Penyelesaian
detail dan finishing
Sebuah desain merupakan rencana yang akan diimplitasikan dalam karya
jadi. Jika sebuah prodk dikerjakan secara serampangan akan terlihat tidak
propesional.
7.
Karakteristik
Produk
Karakteristik produk
merupakan hal yang penting untuk diketahui dalam menganalisis hubungan antara
konsumen dengan produk yang digunakan. Sebagian dari karakteristik tersebut
terbukti dapat mempengaruhi keberhasilan suatu produk atau merek. Menurut Peter
Paul & Jerry C Olson (2008:170)
mengenai karakteristik
produk yaitu :
1. Kompabilitas Adalah
sejauh mana suatu produk konsisten dengan afeksi, kognisi, dan
perilaku konsumen saat
ini.
2. Kemampuan untuk di
uji coba Kemampuan untuk di uji coba menjelaskan sejauh mana suatu produk dapat
dicoba dalam jumlah yang terbatas atau dipilah-pilah ke dalam jumlah-jumlah
yang lebih kecil jika untuk melakukan uji coba ternyata membutuhkan biaya yang
tinggi.
3. Kemampuan untuk
ditelitiMengacu pada sejauh mana produk atau dampak yang dihasilkan produk tersebut
dapat dirasakan oleh konsumen lain. Produk baru yang dikenal
masyarakat dan sering
didiskusikan cenderung diadopsi lebih cepat.
4. Kecepatan Adalah
seberapa cepat manfaat suatu produk dipahami oleh konsumen,
Karena sebagian
konsumen masih berorientasi pada kepuasan yang dengan cepat dirasakan ketimbang
yang ditunda, produk yang dapat memberikan manfaat lebih cenderung
berkemungkinan lebih tinggi untuk paling tidak dicoba oleh konsumen.
5. Kesederhanaan Adalah
sejauh mana suatu produk dengan mudah dimengerti dan
digunakan konsumen.
6.Manfaat relative
Adalah sejauh mana produk memiliki keunggulan bersaing yang bertahan atas kelas
produk, bentuk produk, dan merek lainnya.
7. Simbolisme produk
Apakah makna suatu produk atau merek bagi konsumen dan
bagaimanakah pengalaman
konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
8.
Klasifikasi
Produk
Menurut Tjiptono (2008) klasifikasi produk
bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud
tidaknya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu barang
dan jasa. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu:
1.
Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods) :Barang tidak tahan lama
adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa
kali pemakaian. Contohnya adalah sabun, minuman dan makanan ringan, kapur
tulis, gula dan garam.
2.
Barang Tahan Lama (Durable Goods)
Barang
tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan
banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun
atau lebih). Contohnya antara lain TV, lemari es, mobil, dan komputer. Selain
berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya juga diklasifikasikan
berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi.
Berdasarkan kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi barang konsumen (costumer's
goods) dan barang industri (industrial's goods). Barang konsumen
adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri
(individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumen
dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu:
a. Convinience Goods
Convinience goods merupakan
barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering beli),
dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat
kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi,
baterai, makanan, minuman, majalah, surat kabar, payung dan jas hujan.
b. Shopping Goods
Shopping goods adalah
barang-barang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh
konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan
tersebut meliputi harga, kualitas dan 16 model masing-masing barang. Contohnya
alat-alat rumah tangga (TV, mesin cuci, tape recorder), furniture (mebel),
dan pakaian.
c. Specially Goods
Specially goods adalah
barang-barang yang memiliki karakteristik dan identifikasi merek yang unik di
mana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.
Contohnya adalah barangbarang mewah dengan merek dan model spesifik.
d. Unsought Goods
Unsought goods merupakan
barang-barang yang diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui tetapi pada
umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, batu
nisan, tanah kuburan (Tjiptono, 2008).
9.
Permasalahan Desain
Produk
Untuk mengembangkan sebuah sistem dan
struktur organisasi yang efektif, telah ditambahkan beberapa teknik penting
untuk merancang suatu produk yaitu:
1. Desain yang Tangguh
2. Desain Modular
3. Computer-Aided Design (CAD)
4. Computer-Aided Manufacturing (CAM)
5. Teknologi Virtual Reality
6. Analisis Nilai
7. Desain yang Ramah Lingkungan
10. Strategi Produk Dengan Keunggulan Bersaing
Strategi produk disusun dengan melakukan
seleksi atas keinginan pelanggan, baik pelanggan tingkat lokal, regional maupun
tingkat dunia yang sesuai dengan acuan patokan (benchmarking) yang ditetapkan
perusahaan. Selanjutnya mendefinisikan produk yang akan dihasilkan ke dalam
sistem manajemen operasional dan implikasinya, dilanjutkan dengan membuat
desain produk yang akan diproduksi melalui manajemen operasional.
Sebagai contoh; strategi Toyota yaitu
merespons secara cepat perubahan pelanggan. Desain produk mobil A di dalam
industrinya dilakukan secara cepat, di mana desain produk mobil A sudah harus
mulai dikembangkan sebelum umur desain A mencapai dua tahun, kemudian
ditindaklanjuti dengan penghentian produksi desain A pada tahun ketiga.
Maksudnya bahwa produk berdasarkan satu desain produksinya paling lama hanya
tiga tahun, sesudah itu sudah harus ada perubahan dengan menciptakan desain
produk baru.
Produk jam tangan Seiko di desain dengan strategi
multi desain, dan setiap desain dikembangkan dengan tipe generasi seperti;
untuk orang tua (lelaki dan wanita), orang muda (teeneger’s), sampai untuk
anak-anak sekolah dasar (SD).
McDonalds mendesain produk siap saji
(fast food) dengan bahan dagung ayam yang berdasarkan budaya tiap-tiap Negara
adalah daging yang tidak haram, seperti India, Indonesia, dan Malaysia, serta
Timur Tengah. Selanjutnya produk dikembangkan dengan pelengkap minuman ringan
yang bervariasi.
11. Strategi
Diferensiasi
Untuk menghindari jebakan komoditas, pemasar harus
mulai dengan keyakinan bahwa anda dapat mendiferensiasikan segala sesuatu.
Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk bekerja dalam satu atau
lebih cara yang tidak dapat atau tidak akan disamai oleh pesaing. Michael
Porter mendorong perusahaan untuk membangun keunggulan kompetitif yang tahan
lama. Tetapi hanya sedikit keunggulan kompetitif yang bertahan lama. Paling
baik, kelebihan itu dapat meningkatkan. Kelebihan yang dapat meningkatkan
adalah kelebihan yang dapat digunakan untuk perusahaan sebagai ppan lontar
untuk keunggulan baru, seperti Microsoft yang mengkat sistem operasinya ke
Microsoft Office dan kemudian ke aplikasi jaringan. Secara umum, perusahaan
yang berharap untuk bertahan harus terus menciptakan keunggulan baru.
Pelanggan harus melihat semua keunggulan kompetitif
sebagai keunggulan pelanggan. Misalnya, jika perusahaan mengirimkan lebih cepat
dibandingkan pesaingnya, kecepatan itu tidak akan menjadi keunggulan pelanggan
jika pelanggan tidak menghargai kecepatan itu. Select Comfort berhasil
mengguncang industri matras dengan tempat tidur Sleep Number-nya, yang
memungkinkan pelanggan untuk menyesuaikan penunjang dan menyesuaikan matras
guna mendapatkan tingkat kenyamanan optimal yang dilengkapi indeks penomoran
sederhana. Perusahaan juga harus fokus pada pembangunan keunggulan pelanggan.
Lalu mereka akan menghantarkan nilai dan kepuasan yang tinggi, yang
menghasilkan pembelian berulang yang tinggi dan pada akhirnya profitabilitas
perusahaan yang tinggi.[2]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam desain produk, dipentingkan kemampuan bersaing di pasar, sehingga produsen
dapat menentukan harga produk, dan biaya yang harus dikeluarkan untuk proses produksi. Sebuah
strategi produk yang efektif adalah menghubungkan keputusan produk dengan
investasi, pangsa pasar, dan
siklus hidup produk, dan menggambarkan luasnya suatu lini produk.
Tujuan dari suatu
keputusan produk (product decision) adalah untuk mengembangkan sebuah
strategi produk yang dapat memenuhi permintaan pasar dengan keunggulan
bersaing. Strategi produk dapat
memfokuskan diri pada pengembangan keunggulan bersaing melalui pembedaan, biaya
rendah, respons cepat, atau perpaduan dari ketiganya.
http://eprints.uny.ac.id/41312/Handout_Desain_Produk_Kerajinan.pdf diakses pada hari Jum’at Tanggal 13 Maret
2015 Jam 17:45 WIB.
Philip
Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen
Pem
[1] http://eprints.uny.ac.id/41312/Handout_Desain_Produk_Kerajinan.pdf diakses pada hari Jum’at Tanggal 13 Maret
2015 Jam 17:45 WIB.
[2]
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen
Pemasaran. h. 300-301.
Mohon untuk d ringkas sehingga pembaca lebih mudah memahami materi yg anda sampaikan. Terima kasih
ReplyDelete